PERGEDEL MATEMATIKA (PEmbelajaRan GamE Dan artikEL MATEMATIKA). Mari mengenal lebih jauh dunia matematika melalui PERGEDEL MATEMATIKA...                                                  Pulang sekolah/kuliah bingung mau ngapain atau hari libur gak kemana-mana? ayo kunjungi 'PERGEDEL MATEMATIKA' karena PERGEDEL akan update terus "setiap hari"                                                 "Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar." (Khalifah 'Umar)                                                  "Tidak semua yang dapat menghitung dapat dihitung, dan tidak semua yang dapat dihitung dapat menghitung."(Einstein)                                                 "MATHEMATIC IS MY LIFE, MY LIFE WITH MATHEMATIC."(PERGEDEL's)

Jumat, 24 Juni 2011

Kajian Matematika di MAGHRIB (new)

PERDEBATAN TEOLOGIS MEMICU PERKEMBANGAN KAJIAN MATEMATIKA.

Pendar ilmu pengetahuan di dunia Islam menyebar merata. Sebab, perkembangan tradisikeilmuan tak hanya berkutat pada wilayah tertentu, seperti Baghdad di Irak atau Kordoba di Spanyol, pada masanya dikenal sebagai lumbung ilmu. Tradisi ilmu pun menembus wilayah Maghrib, yang mencakup Maroko, Aljazair, dan Tunisia. Matematika ( menjadi salah satu kajian yang berkembang pesat di sana, terutama dalam kurun waktu abad ke-9 hingga abad ke-11. Sejumlah pakar matematika bersinar dan memberikan kontribusi besar.
Ifriqiya, ibukota Kairouan, Tunisia, menjadi cikal bakal perkembangan tradisi ilmiah, termasuk kajian matematika di Maghrib. Para pakar matematika yang tumbuh pada masa itu seakan menjadi peletak dasar bagi perkembangan ilmu tersebut pada kemudian hari. Dua tokoh di antaranya adalah Yahya al-Kharraz dan muridnya, Yahya al-Ka-nuni, yang hidup antara tahun 828 hingga 901 Masehi. Sang murid, Yahya al-Ka-nuni, menulis buku berjudul Maghribian Book ofHisba yang berisi uraian tentang transaksi perdagangan di pasar. Pakar lainnya adalah Shuqrun ibnu Ali.
Ahmed Djebbar, seorang profesor di University of Sciences and Technologies Lille I, Lille, Prancis, dalam tulisannya, Mathematics in the Medieval Maghrib General Survey on Mathematical Activities in North Africa mengatakan, Shuqrun memiliki kecakapan khususnya dalam perhitungan waris. Shuqrun menguraikan secara perinci perhitungan waris dalam sebuah buku. Bahkan, ia dikenal sebagai orang pertama di wilayah Maghrib yang melahirkan karya semacam itu. Seorang cendekiawanbernama Ibnu Khayr mengungkapkan, buku karya Shuqrun menjadi bahan ajar matematika.
Bahkan, ujar Ibnu Khayr, karya Shuqrun masih digunakan hingga abad ke-12 dalam berbagai kajian matematika. Pada masa selanjutnya, matematika kian mengalami perkembangan menggembirakan. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya karya dan pakar matematika. Sosok lainnya, Abu Sani al-Qayrawani, hadir pada abad ke-9 dan menambah deretan nama pakar matematika. Orang tuanya berasal dari Baghdad, Irak. Ia menorehkan prestasi gemilang karena menjadi cendekiawan pertama yang masyhur dengan karya-karya gemi-langnya.
Salah satu karya besar yang ia hasilkan adalah Kitab fi al-hisab al-Hindi atau Book on Indian Calculation. Buku ini menguraikan tradisi aritmatika Arab yang memiliki akar dari tradisi matematika India, yang dimulai pada akhir abad ke-8 atau awal abad ke-9.
Pada prosesnya, perkembangan kajian matematika tak sepenuhnya dipicu tradisi keilmuan. Namun, perdebatan teologis pun ikut berpengaruh, terutama saat pemerintahan Dinasti Aghlabid antara 800 hingga 910 Masehi. Perdebatan teologis ini mengundang kaum intelektual membanjiri Ifriqiya, Kairouan.
Di antara kaum intelektual tersebut, terdapat Abu Sahal. Ia berada dalam jajaran sejumlah pakar matematika, khususnya yang piawai dalam aritmatika dan geometri. Kemampuan mereka dibutuhkan untuk memecahkan serangkaian masalah yang terkait dengan pengukuran tanah atau perhitungan waris.
Pemerintahan berkuasa saat itu, yang berasal dari Dinasti Aghlabid, juga memberikan dukungan penuh pada bidang keilmuan. Mereka membiayai penyalinan, pembelian, dan penerjemahan buku; menambah jumlah sarjana; serta membangun lebih banyak lembaga pendidikan.
Mereka pun menjalin hubungan erat dengan kekhalifahan di Baghdad. Bahkan, mereka mencoba mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan budaya yang juga berkembang pesat di Baghdad. Maka, pemerintahan Dinasti Aghlabid saat dipimpin Ibrahim II (875-902) pun membangun Bayt al-Hikmah.
Nama tersebut sama dengan nama lembaga keilmuan di Baghdad yang dibentuk khalifah dari Dinasti Abbasiyah, Harun al-Rasyid, yang berkuasa pada 786 hingga 809. Bayt al-Hikmah yang ada di Maghrib menarik minat pakar matematika, astronom, serta astrolog, seperti at-Talla dan Uthman as-
Sayqal.
Dukungan pemerintah pada pengembangan tradisi keilmuan yang dilakukan pada masa Aghlabid juga berlanjut saat kekuasaan Dinasti Fatimiyah. Hal ini terlihat pada dua dekade pertama masa kekuasaan Khalifah al-Muizz yang berkuasa pada 953 hingga 975 Masehi.
Memasuki abad kesepuluh, kata Ahmed Djebbar, tak banyak dokumen yang ditemukan, bahkan tak banyak menyingkap bagaimana kegiatan keilmuan berjalan. Para penulis biografi hanya mengungkapkan segelintir figur yang diketahui bergelut dengan matematika dan mereka yang tertarik dengan bidang tersebut.
Djebbar menyebutkan sejumlah nama, yaitu al-Utaq al-Ifriqi yang meninggal pada 955 Masehi, Yaqub ibnu Killis yang meninggal pada 990 Masehi, dan cende- kiawan lainnya al-Huwari. Ada lebih banyak informasi mengenai kajian matematika pada abad ke-11.
Pakar matematika di Maghrib pada abad tersebut adalah Ibnu Abi Rijal. Ia tak hanya menguasai matematika, tetapi juga astronomi. Ia pun menulis beberapa karya mengenai dua bidang yang dikuasainya. Di sisi lain, ia tertarik pula mempelajari astrologi.
Bahkan, ketenaran Abi Rijal menembus Eropa. Ia mulai dikenal di sana sejak abad ke-12 melalui bukunya yang berjudul al-Barifi Ahkam an-Nujum atau The Briliant Book on Judgements of the Stars, yang diterjemahkan oleh Constantine the African. Pakar matemati- ka ternama lainnya adalah Abu Salt.
Banyak pakar matematika yang memiliki nama lain, tetapi kurang dikenal. Mereka adalah Abd al-Munim dan Ibnu Atiya al-Katib. Mereka menguasai geometri dan aritmatika. Tak diketahui, apakah mereka membuat karya yang menjadi rujukan dan sejauh mana peran mereka dalam pengembangan matematika. ed ferry kisihandi

Matematika Untuk Kemanusiaan (new)

Salam PERGEDEL
"MATH IS MY LIFE, MY LIFE WITH MATH"


Tahukah kalian.. Jauh sebelum Islam datang,matematika sudah menjadi alat perhitungan bangsa-bangsa kuno. Bangsa Mesir Kuno telah mengenal angka-angka desimal, menggunakan bilangan-bilangan kuadrat, dan menghitung luas lingkaran dan segi empat secara akurat. Penerapan ilmu itu. salah satunya, tampak pada mahakarya bangunan piramida di Giza, Mesir.
Demikian pula dengan bangsa Babilonia yang sudah terbiasa menggunakan bilangan berurutan; bangsa Cina menggunakan aritmatika untuk memecahkan masalah kompleks pada penelitian dan pengurangan bidang geometris; dan orang India Kuno terbiasa menggunakan metode semacam aljabar.Sejak masa Pythagoras, orang-orang Yunani terpukau oleh angka-angka, termasuk bentuk-bentuk "geometris, karena membantu mereka merekayasa alam semesta dan memahami struktur dan fungsinya. Bahkan, matematika dimasukkan oleh bangsa Yunani ke dalam salah satu bagian disiplin filsafat.
Menurut Howard R Turner dalam Science in Medievel Islam, geometri Yunani, aritmatika Cina, dan aljabar India dikenal umat Islam sejak awal perkembangan agama Islam. Secara umum, ahli matematika Islam sibuk dalam penyempurnaan ilmu matematika warisan bangsa-bangsa kuno itu.Salah satu ilmuwan Muslim yang menonjol di bidang ini adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (780-850). Ia dikenal di dunia Barat dengan sebutan Algorisme. Pada 830 M, al-Khawarizmi telah melahirkan sebuah buku monumen-talberjudul Al-Jabr wal Muqabala. Dan buku itulah, kata aljabar dikenal luas hingga di seantero dunia. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin berjudul Liber Algebrae et Almucabala oleh Robert of Chester dan Gerard of Cremona.
Howard R Turner menyebutkan, penelitian di bidang matematika tidak hanya berhenti pada teori, tetapi diaplikasikan pula dalam penciptaan teknologi canggih. Geometri, misalnya, dimanfaatkan umat Islam untuk merancang berbagai macam bentuk roda.Maka, ditemukanlah teknologi kincir air dan sistem-sistem lain untuk mengangkat air dari sumbernya. Teknologi ini sangat membantu memajukan bidang industri dan pertanian. Geometri juga diaplikasikan dalam penciptaan alat-alat perang, seperti panah.
Jasa ilmuwan Islam
Ilmu matematika, khususnya yang dikembangkan oleh al-Khawarizmi telah menghasilkan konsep-konsep matematika yang begitu popujer dan masih tetap digunakan hingga sekarang. Bahkan, angka nol yang ada saat ini juga merupakan kontribusi dari ilmuwan Islam. Angka nol itu dibawa ke Eropa oleh Leonardo Fibonanci dalam karyanya Liber Abad.Kehadiran angka nol itu sempat ditolak kalangan gereja Kristen. Angka nol telah membawa implikasi yang amat besar dalam seluruh aspek kehidupan dan peradaban manusia. Tanpa itu, revolusi digital mustahil bisa terjadi.

Kamis, 23 Juni 2011

GAMEKEREN.COM(new)

Salam PERGEDEL
"MATH IS MY LIFE, MY LIFE WITH MATH"

Pencinta PERGEDEL udah pada libur lum nih??
Kalau udah liburan kali ini pergi kemana ni, liburan diluar kota kah!! ehm, asyiikk banget tuh...
Bagi yang g kemana-mana liburan kali ini kalian punya kegiatan aja apa??
ehm, pergedel punya sesuatu alternatif buat liburan yang g kalah asyik dengan liburan keluar kota...
apakah itu???

jreeeng jreeeng!!! (hahha, agak lebai dikit)

Setelah menghadapi padatnya berbagai kegiatan sekolah/kuliah, alangkah baiknya kalau kita merefres otak kita dengan hal-hal yang menyenangkan salah satunya yaitu dengan bermain game.. Di gameskeren.com ini terdapat banyak sekali permainan, terutama game yang berhubungan dengan matematika.. Pokoknya bisa bikin liburan jadi menyenangkan..

salah satu contoh gamenya ada ni:
A Maze 'n Math: Game yang berhubungan dengan penjumlahan bilangan.

ayo PERGEDEL LOVER's jangan sia-siakan liburanmu, mari bermain sambil belajar...

Keberadaan dan Keunikan dalam Matematika dan Kehidupan

Salam PERGEDEL
"MATH IS MY LIFE, MY LIFE WITH MATH"

Berbicara keterikatan Matematika dalam kehidupan sehari-hari memang sangat menarik. Beberapa konsep abstrak yang kita kenal selama mempelajari Matematika bisa terlihat nyata, bahkan lebih dari itu, konsep teoritis sekalipun yang kajiannya dalam Matematika Murni (Pure Mathematics) dapat mengajarkan kita satu hal, keterikatan yang indah. Keterikatan itu seakan-akan memberikan pengetahuan kepada kita bahwa sebenarnya Matematika itu adalah sisi lain kehidupan manusia. Karena sering kita menemui keajaiban yang ada di dalamnya. Tidak salah seorang ilmuwan besar, Galileo Galilei pernah berujar bahwa Matematika itu adalah alat yang digunakan Tuhan untuk menggerakkan alam semesta, Mathematics is the language with which God wrote the Universe.
Terdapat dua hal bagaimana kita sebenarnya saling berhubungan di dunia ini. Yang pertama adalah hubungan kita dengan sesama manusia lainnya, dan yang kedua adalah hubungan kita dengan Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa. Dari kedua hal tersebut kita bisa melihat aspek penting yang mendasari terjadinya hubungan itu.
Pertama, kita akan melihat hubungan kita dengan Tuhan. Hubungan itu sebenarnya terjadi karena satu hal yaitu "Keberadaan". Kita berhubungan dengan-Nya karena kita yakin bahwa Dia itu Wujud, Maha Ada. Dan keyakinan itu menuntut kita menjawab pertanyaan, "Mengapa Tuhan itu ada?." Tanpa kita yakin tentang keberadaan-Nya mustahil akan terjadi hubungan. Keteguhan iman seseorang yang tinggi dinilai dari keyakinan kuat bahwa Tuhan itu Ada. "Keberadaan"-Nya itulah yang menuju pada pemahaman tertinggi seorang manusia tentang Tuhan, Ketauhidan yang hakiki.
Kedua, kita akan melihat hubungan kita dengan sesama manusia. Dan jika kita menggali secara mendalam dan berpikir pada satu kata yang tepat mengapa kita harus berhubungan dengan sesama kita, tiada yang menggantikannya kecuali karena "Keunikan". Kita berhubungan dengan sesama manusia satu sama lain karena kita unik, dan itu menjadikan kita berbeda dengan yang lain. Kemampuan kita berbeda satu sama lain, kebutuhan kita berbeda, rupa kita berbeda, karakter dan sifat kita berbeda, hampir semuanya berbeda. Karena kita unik, Human is unique. Dan hubungan itupun terjalin. Semuanya berkat adanya "Keunikan". Dan kunci penting dalam berhubungan dengan sesama yaitu perihal keunikan itu sendiri, dan satu pesan itu adalah: Hargailah Perbedaan!.
Dan siapa yang tahu darimanakah sebenarnya kata singkat itu berasal, "Keberadaan" dan "Keunikan" yang sangat tepat menggambarkan hubungan di atas.
Dan ternyata, hal tentang "Keberadaan" dan "Keunikan" itu berasal dari Matematika tepatnya kajian tentang Persamaan Diferensial (Differential Equations). Persamaan Diferensial adalah persamaan matematika yang di dalamnya terdapat kombinasi fungsi diferensial dengan derajat turunan tertentu. Persamaan Diferensial ini merupakan topik yang sangat penting dalam cabang Matematika yaitu Kalkulus. Dalam penerapannya, masalah utama dalam Persamaan Diferensial adalah bagaimana menentukan solusi persamaannya. Sedangkan dalam teoritisnya, masalah utamanya ada dua hal yaitu, "Keberadaan" dan "Keunikan".
Jika kita berbicara tentang Keberadaan, maka pertanyaan yang tepat adalah, "Mengapa sebuah Persamaan Diferensial tertentu memiliki solusi? dan yang lain tidak?". Dan jika tentang Keunikan, "Mengapa Persamaan Diferensial tertentu memiliki solusi yang unik (banyak solusi)?". Melalui serangkaian teorema Matematika, The Fundamental Existence and Uniqueness Theorem of Differential Equations, kita dapat mengetahui alasan yang jelas "Mengapa?" demikian.
Seperti halnya kita ajukan pertanyaan pada diri kita, "Apakah Tuhan itu ada?", kita pasti dapat menjawab dengan mudah. Tetapi jika pertanyaannya adalah, "Mengapa Tuhan itu ada?", ini tergantung pemahaman kita masing-masing. Dan jawaban itulah yang menempatkan iman kita pada tingkat yang sebenarnya.
Dan itulah keterikatan yang saya maksud, "Keberadaan" dan "Keunikan". Meskipun saya sadar pemahaman saya tentang Persamaan Diferensial ini masih rendah, tetapi ketika mengetahui kedua hal tersebut ada gejolak dalam diri saya untuk menuliskan tentang hal ini. Padahal pada awalnya saya agak kurang yakin bisa menulisnya dengan baik. Oleh karena itu dengan pemahaman saya yang terbatas saya menuliskan apa adanya di blog ini. Jika ada gagasan saya yang salah, saya minta maaf. Saya sangat senang jika Anda dapat mengomentarinya.

Selasa, 21 Juni 2011

Trik Matematika

Salam PERGEDEL
"MATH IS MY LIFE, MY LIFE WITH MATH"

Hello PERGEDEL lovers.. Pembelajaran kali ini adalah mengalikan 2 buah bilangan di bawah dan dekat dengan angka 100. Sebelum kita membahasnya, perhatikan video berikut :

Mari kita bahas kembali ya..
kita akan menghitung hasil dari : 87 x 98 = ???

Jika kita menyimak video di atas, cara perhitungannya adalah :
1. 87 adalah 13 di bawah 100.
2. 98 adalah 2 di bawah 100.
3. Buatlah selisih secara menyilang. Selisih dari "87 dengan 2" adalah 85 dan selisih dari "98 dengan 13" adalah 85 juga.
4. Hasil sementara adalah 85 ...
5. Kemudian 13 x 2 = 26
6. Hasil akhirnya adalah gabungan dari 85 dan 26, yaitu 8526.

Cukup Mudah Bukan !!!

Oke.. Mari kita coba untuk menghitung bilangan berikut : 85 x 97 = ???

1. 85 adalah 15 di bawah 100.
2. 97 adalah 3 di bawah 100.
3. Kita buat selisih secara menyilang. Selisih dari "85 dengan 3" adalah 82 dan selisih dari "97 dengan 15" adalah 82 juga.
4. Hasil sementara adalah 82 ...
5. Kemudian 15 x 3 = 45
6. Hasil akhirnya adalah gabungan dari 82 dan 45, yaitu 8245. Betul nggak??

Lalu bagaimana cara menghitung perkalian dua buah bilangan yang di bawah dan dekat dengan 1000 ? Contohnya : 989 x 998.
Apakah caranya juga identik??